70 Kutipan RA Kartini Kata Bijak Tentang Emansipasi Perempuan Hingga Cinta Untuk Status Di Sosmed

From ScenarioThinking
Revision as of 02:47, 7 April 2022 by JosieU082195 (talk | contribs) (Created page with "Hari Kartini diperingati tiap-tiap tanggal 21 April.<br><br>Peringatan Hari berdasarkan pada tanggal kelahiran pahlawan nasional perempuan, Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.<br><br>RA Kartini jadi sosok yang terkenal atas idenya didalam mencetuskan emansipasi perempuan di Indonesia.<br><br>Pahlawan perempuan kelahiran Jepara ini juga menerbitkan karya yang terkenal, yakni buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.<br><br>Untuk memperingati Hari Kartini, di bawah...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Hari Kartini diperingati tiap-tiap tanggal 21 April.

Peringatan Hari berdasarkan pada tanggal kelahiran pahlawan nasional perempuan, Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.

RA Kartini jadi sosok yang terkenal atas idenya didalam mencetuskan emansipasi perempuan di Indonesia.

Pahlawan perempuan kelahiran Jepara ini juga menerbitkan karya yang terkenal, yakni buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Untuk memperingati Hari Kartini, di bawah ini, tersedia 70 kutipan kalimat bijak yang pernah dikemukakan RA Kartini.

Kata-kata bijak selanjutnya tentang emansipasi perempuan, vntennis.net pendidikan, perjuangan, hingga cinta.

Baca juga: Hari Kartini 21 April: Berikut Sejarah hingga Biografi RA Kartini

Buku RA Kartini.

Berikut 70 kutipan kata-kata bijak RA Kartini, dirangkum dari buku Celoteh R.A. Kartini: 232 Ujaran Bijak sang Pejuang Emansipasi, karya Ahmad Nurcholish:

1. "Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah pikiran saja, melainkan juga pendidik budi pekerti."

2. "Tetapi apalah berarti pintar didalam ilmu yang hendak diajarkan itu, jika ia tidak bisa menerangkannya secara paham kepada murid-murid."

3. "Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya udah diperluas, tidak bakal mampu ulang hidup di dalam dunia nenek moyangnya."

4. "Kita bisa menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti jadi wanita sepenuhnya."

5. "Untuk kala didiklah, berilah pelajaran kepada anak-anak perempuan kaum bangsawan: berasal dari sinilah peradaban bangsa harus dimulai. Jadikanlah mereka ibu-ibu yang cakap, cerdas, dan baik. Maka mereka akan menyebarluaskan peradaban di antara bangsanya."

6. "Bahwa kebahagiaan perempuan yang paling tinggi, sejak berabad-abad yang selanjutnya lebih-lebih terhitung hingga pas ini adalah hidup serasi dengan laki-laki."

7. "Rampaslah seluruh harta benda saya, asalkan jangan pena saya."

8. "Pendidikan sekolah bagi anak-anak pada selagi saat ini merupakan hal yang biasa sekali, namun jikalau kuantitas anak mencapai 25 orang, bagaimana barangkali pendidikan yang sebaik-baiknya itu bisa diusahakan bagi mereka semua? Orang tidak berhak melahirkan anak apabila dia tidak dapat menghidupinya."

9. "Bila orang hendak benar-benar memajukan peradaban, maka kecerdasan pikiran dan perkembangan budi harus sama-sama dimajukan."

10. "Adalah suatu perlindungan dan pertolongan besar sekali bagi orang laki-laki jika perempuan berbudi tinggi dan terpelajar."

11. "Ketidaksetaraan perempuan ini akibat berasal dari dibatasinya akses perempuan untuk meraih ilmu agar perempuan jadi bodoh. Sehingga langkah salah satu adalah perempuan harus sekolah."

12. "Simpati itu bagi kita merupakan kepuasan, kekuatan, bantuan, kegembiraan, dan hiburan."

13. "Dan gadis-gadis terutama sangat susah hidupnya, dikarenakan mereka sudah berada di area di mana alam setiap hari diperkosa. Bukankah itu memerkosa kodrat alam namanya, sekiranya perempuan wajib tinggal bersama dengan damai serumah dengan madunya?"

14. "Sungguh, anak bangsa itu sendiri, orang perempuan perlu memperdengarkan suaranya! Masih dapat dapatkah bersama dengan tenang orang menyatakan 'keadaan mereka baik' kalau orang menyaksikan dan mengerti semuanya, yang udah kami memandang dan kami ketahui itu?"

15. "Dan terhadap pendidikan itu janganlah hanya akal yang dipertajam, tapi budi pun harus dipertinggi."

16. "Apabila kita menghendaki orang lain mengikuti jejak kami, maka misal yang kita berikan haruslah sesuatu yang berbicara, mengakibatkan rasa terpesona dan permohonan untuk menirunya."

17. "Kami anak-anak perempuan tidak boleh membawa pendapat, kami mesti menerima dan menyetujui serta mengamini seluruh yang dianggap baik oleh orang lain."

18. "Banyak emansipasi wanita bukanlah untuk persamaan derajat, emansipasi adalah pembuktian diri yang seimbang pada raga yang tangguh, tapi hati senantiasa patuh. Emansipasi ada penerimaan. Penerimaan diri bahwa tiap-tiap tempat ada empu yang dikodratkan dan dipantaskan."

19. "Saya bakal mengajar anak-anak saya, baik laki-laki maupun perempuan untuk saling menyaksikan sebagai makhluk yang sama. Saya bakal beri tambahan pendidikan yang mirip kepada mereka, pasti saja menurut bakatnya masing-masing, Lagi pula, aku bermaksud dapat menghapuskan batas yang menggelikan antara laki-laki dan perempuan yang dibuat orang sedemikian cermatnya."

20. "Pendidikan untuk wanita amat mutlak dalam konteks membantu perannya sebagai istri dan ibu yang bermimpi besar. Tapi kecuali keliru kaprah dan menelantarkan anak-anaknya, artinya serupa saja bersama dengan membodoh lagi."

21. "Biarkan orang banyak itu bodoh, maka kekuasaan atas mereka tersedia di tangan kita! Kiranya demikianlah semboyan umumnya pembesar. Mereka tidak suka melihat orang-orang lain termasuk menghendaki pengetahuan dan kemajuan."

22. "Tidak perlu penjelasan kenapa kemajuan kepandaian penduduk Bumiputra tidak mampu pesat, andaikata dalam hal itu perempuan terbelakang. Setiap sementara kemajuan perempuan itu ternyata merupakan aspek penting didalam peradaban bangsa."

23. "Marilah wahai perempuan, gadis. Bangkitlah, marilah kami berjabatan tangan dan bersama bekerja merubah kondisi yang tak terderita ini."

24. "Dalam tangan anaklah terletak era depan dan dalam tangan ibulah tergenggam anak yang merupakan era depan itu."

24. "Pandai itu tidak merupakan kebahagiaan untuk tiap-tiap orang. Celakalah apabila orang sanggup berpikir tapi tidak boleh; misalnya orang sanggup merasa, bisa dan mau, tapi tidak boleh. Lebih baik senantiasa bodoh saja."

25. "Kami manusia, seperti halnya orang laki-laki. Aduh, berilah izin untuk membuktikannya. Lepaskan belenggu saya! Izinkan saya berbuat dan aku akan menunjukkan, bahwa aku manusia. Manusia layaknya laki-laki."

26. "Kecerdasan otak saja tidak berarti segala-galanya. Harus ada termasuk kecerdasan lain yang lebih tinggi, yang erat terkait bersama dengan orang lain untuk mengantakan orang ke arah yang ditujunya. Di samping otak, juga hati perlu dibimbing, jika tidak demikianlah peradaban tinggal permukaannya saja."

27. "Ikhtiar! Berjuanglah melewatkan diri. Jika engkau sudah bebas sebab ikhtiarmu itu, barulah mampu engkau tolong orang lain."

28. "Jika kita tidak melacak pengetahuan, maka hidup kita tidak dapat puas dan kehidupan kita akan tambah mundur."

29. "Karena andaikata taraf hidup kesenian suatu bangsa tinggi, maka budi bangsa itu sendiri adalah suatu puisi."

30. "Habis gelap terbitlah terang."

31. "Tiada awan di langit yang tetap selamanya. Tiada bisa saja dapat berkelanjutan terang cuaca. Sehabis malam gelap gulita lahir pagi membawa keindahan. Kehidupan manusia mirip alam."

32. "Jangan bangkitkan cita-cita yang tentu bakal mati. Janganlah hendak bermimpi bila lebih dulu sudah diketahui nanti akan bangun bersama teramat mengecewakan."

33. "Jangan kau katakan saya tidak dapat, tetapi katakan aku mau."

34. "Kami mengira kami memahami banyak sekali, tapi sebetulnya kami tidak paham apa-apa. Kami mengira kita membawa kemauan, kemauan besi. Kami mengira kita dapat memindahkan gunung namun nyatanya cuma setitik air mata pedih, sekejap pandangan mata duka cita dari mata yang kita sayangi dan patahlah kapabilitas kami."

35. "Pergilah, bekerjalah untuk mewujudkan cita-citamu. Bekerjalah untuk kebahagiaan ribuan orang-orang tertindas oleh hukum yang lalim bersama dengan paham yang tidak benar mengenai benar dan salah, tentang baik dan jahat. Pergilah, pergilah, tanggunglah derita dan berjuanglah tapi bekerjalah untuk suatu hal yang kekal."

36. "Dalam hatinya karena perlawanan terhadap keadaan zaman, jiwanya menjadi matang. Ia tidak akan, tidak senang tunduk. Ia wajib menempuh jalur baru."

37. "Percayalah dapat masa depan."

38. "Para lanjut usia, jangan menolak segala yang baru. Ingatlah, bahwa semua yang sekarang sudah tua, terhitung dulu baru."

39. "Ketidaksetaraan inilah yang menyebabkan ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi."

40. "Bagaimanapun jalannya, sekali-kali jangan letih untuk mengusahakan gigih membela semua yang baik."

41. "Kami yakin, bila seseorang berani memulai, banyak yang akan mengikuti."

42. "Angkatan muda, tidak ada pandang laki-laki atau perempuan wajiblah berhubungan. Masing-masing secara sendiri-sendiri sanggup berbuat suatu hal untuk memajukan, menaikkan derajat bangsa kami. Tetapi apabila kami bersatu, mempersatukan kapabilitas kami, bekerja bersama-sama, maka hasil usaha kita dapat lebih besar. Bersatu kami kukuh dan berkuasa."

43. "Kita wajib hidup bersama dan untuk semua manusia. Tujuan hidup kami ialah sebabkan hidup lebih indah."

44. "Sudah jauh dan lama kita mencari, dan kami tiadalah tahu, sangat dekatnya, tetap pada kita barang yang kami cari itu, ada di di dalam diri kami sendiri."

45. "Perbuatan saya itu bakal lebih banyak menarik hati orang sebangsa saya daripada seribu kata ajakan yang gembira-gembira."

46. "Bagaimana bisa saja seorang pria dan wanita dapat mencintai satu bersama dengan yang lain disaat mereka baru bersua pertama kali dalam kehidupan ini setelah mereka terikat didalam pernikahan?"

47. "Kita meminta untuk dicintai--bukan ditakuti."

48. "Tiada hal yang lebih indah tidak cuman bisa menerbitkan senyum di muka mereka yang kami cinta."

49. "Saat suatu pertalian berakhir, bukan artinya orang berhenti saling mencintai. Mereka cuma berhenti saling menyakiti."

50. "Betapa ganjil sudah ajaibnya rasa kasih sayang itu: tidak mau dipaksa, tidak rela diikat dimana pun juga. Datang tanpa diundang, tidak disangka-sangka. Dan dengan sepatah kata saja, tetapi sepatah kata yang menjenguk jauh ke didalam kehidupan batin masing-masing. Jauh mengikat dua jiwa yang hingga saat ini belum mengenal bersama dengan ikatan-ikatan erat!"

51. "Maksud Tuhan terhadap kami adalah baik. Hidup ini diberikan kepada kita sebagai rahmat dan tidak sebagai beban, kita manusia sendiri kebanyakan membuatnya menjadi kesengsaraan dan penderitaan."

52. "Agama mesti menjaga kami berasal dari perbuatan dosa, tapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama."

53. "Ingin benar aku pakai gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah."

54. "Kedudukan ibu rohani lebih tinggi berasal dari ibu jasmani."

55. "Tugas manusia ialah jadi manusia."

56. "Harta paling suci di dunia ialah hati laki-laki yang luhur."

57. "Banyak perihal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi salah satu hal yang terlalu bisa menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri."

58. "Jangan mengeluhkan hal-hal jelek yang berkunjung dalam hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang membiarkannya datang."

59. "Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau bisa bermimpi! Bila ga ada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sesungguhnya kejam."

60. "Tahukah engkau semboyanku? Aku Mau! Dua patah kata yang ringkas itu udah lebih dari satu kali menolong dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata Aku tidak dapat! Melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku Mau!' memicu kita enteng mendaki puncak gunung."

61. "Lebih banyak kami maklum, lebih tidak cukup rasa dendam di dalam hati kita. Semakin adil pertimbangan kita dan semakin kokoh dasar rasa kasih sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia."

62. "Terkadang, susah harus kamu rasakan terutama dahulu sebelum saat kebahagiaan yang prima datang kepadamu."

63. "Jangan pernah menyerah jikalau kamu tetap menginginkan mencoba. Jangan biarkan penyesalan singgah karena kamu selangkah ulang untuk menang."

64. "Tak pikirkan seberapa keras kamu mencoba, anda tak akan pernah mampu menyangkal apa yang kamu rasa. Jika kamu memang bernilai di mata seseorang, tak tersedia alasan baginya untuk mencari seseorang yang lebih baik darimu."

65. "Adakah yang lebih hina, daripada tergantung kepada orang lain?"

66. "Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula dalam hidup manusia. Karena tersedia angan-angan mudah mati, kadang waktu timbullah angan-angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah."

67. "Sebab barang siapa tidak mampu merasakan sakit, dia juga kebal terhadap rasa gembira. Barang siapa tidak menderita, tidak termasuk bisa merasakan nikmat yang sesungguhnya."

68. "Hanya orang-orang yang kuat hati dan pikirannya yang dapat bertahan dalam topan semacam itu, bisa melawan kekejaman dan kekerasan dunia."

69. "Kesadaran anak-anak perlu dibangunkan, bahwa mereka mesti mencukupi panggilan budi di dalam masyarakat pada bangsa yang bakal mereka kemudikan."

70. "Petani paling baik tidak akan memungut padi dari tanah yang tidak dikerjakannya lebih dulu, sebelum saat menebarkan benih dan menanam di situ! Tidak akan mampu juga pakar bangunan yang terbaik mendirikan gedung tanpa fondasi!"

Berita lainnya berkaitan Hari Kartini